Jagalah Mulutmu
Yoli adalah seekor anak burung kutilang. Ia seorang anak burung yang periang dan suka bicara. Tak ada semenit mulutnya bisa terkatup. Selalu ada saja yang dibicarakannya.
Suatu hari datang murid baru di kelas tempat Yoli sekolah. Nama murid baru itu adalah Muci Bajing.
Baru saja Muci Bajing masuk ke dalam kelas, Yoli sudah berbisik-bisik, "Eh, murid baru lho! Ih, kaus kakinya putih, tapi sepatunya penuh lumpur! Hi, hi, hi!"
Yoli berbisik ke sana ke mari. Ia tidak memperdulikan penjelasan dari Ibu Guru Burung Hantu. "Yoli, apa yang kauributkan?" tanya Ibu Guru tiba-tiba.
Yoli terkejut, tapi ia segera dapat menguasai diri. "Tidak ada apa-apa, Bu Guru! Saya hanya bilang bahwa kaus kaki teman baru kita bagus, tapi sepatunya penuh lumpur! Hi, hi, hi!" kata Yoli.
Tentu saja Muci Bajing malu sekali. Sepatunya memang kotor, karena hari hujan. Muci tidak sekolah naik mobil. Ia naik bis. Rumah Muci juga terletak di daerah yang belum ada jalan aspalnya.
Kata-kata Yoli benar-benar sangat menusuk hati Muci Bajing. Muci Bajing sampai tertunduk.
Tiba-tiba Ibu Guru berkata, "Yoli, sebagai seorang kawan kau seharusnya tidak mentertawakan, tetapi memberi tahu. Jika temanmu tampak kotor, apa salahnya jika engkau memberi tahu tempat membersihkan diri."
Yoli diam saja. Tapi beberapa saat kemudian ia mulai lagi berbisik-bisik, "Ih, masa aku harus memberi tahu dan mengantarnya ke kamar mandi!"
Demikianlah Yoli selalu bertingkah laku. Tak ada teman yang luput dari pembicaraannya.
Muci Bajing bersepatu kotor, tapi Ami Kucing berbulu kusam. Semua teman sekelas tak ada yang suka kepada Yoli. "Ah, jangan-jangan dia juga akan membicarakan aku di muka teman-teman lain," kata Ameng Jengkerik.
"Ya, ya, aku juga tidak mau ah berkawan dengan Yoli. Habis dia juga suka membicarakan diriku di hadapan kawan-kawan lain," kata Ami Kucing.
Lama-lama teman-teman Yoli jadi sedikit. Tak ada seorang pun yang mau bermain dengannya. Pada mulanya Yoli tidak merasa, tetapi setelah Podi Kepodang menjauhinya juga, Yoli mulai sedih. "Ah, kenapa teman-teman tidak mau bermain denganku?" tanya Yoli dalam hati.
Pulang sekolah Yoli bercerita kepada ibunya. "Bu, kok teman-teman tidak main dengan Yoli sih?" kata Yoli. Ibu Yoli tidak tahu perangkai Yoli di sekolah. Maka pada suatu hari ibu Yoli pergi ke rumah ibu Podi Kepodang.
Ibu Yoli menanyakan tentang tingkah laku anaknya di sekolah kepada ibu Podi Kepodang. Ibu Podi Kepodang bercerita tentang Yoli yang suka bergunjing. "Oh, rupanya anakku suka membicarakan binatang lain, ya," kata ibu Yoli, "pantas saja teman-temannya tidak suka padanya."
Setelah ibu Yoli tahu tentang tingkah laku anaknya di sekolah, ia pun menasihati Yoli untuk merubah sifatnya yang buruk itu. "Baiklah, Bu, Yoli akan mencoba untuk berhenti bergunjing," kata Yoli.
Belakangan ini terjadi perubahan pada diri Yoli. Ia suka bicara, tapi bicaranya tidak lagi menjelek-jelekkan kawan atau siapa pun juga.
Bicaranya juga tidak menyakiti hati. Teman-teman Yoli heran, namun senang melihat perubahan sifat Yoli. Mereka mulai mendekati Yoli lagi. "Hem, rupanya aku dan siapa saja harus menjaga mulut. Tidak boleh asal bicara saja," kata Yoli dalam hati.
Sekian dongeng morning session hari ini 😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar